Jihad Atas Nama Agama Jangan Seperti Pasar Malam


Way Kanan, NU Online
Fenomena jihad mengatasnamakan agama di Indonesia saat ini cenderung berorientasi pada tujuan politik. Sementara untuk orientasi lain seperti kemaslahatan lingkungan hidup, semangat dan harakahnya seperti pasar malam, kadang muncul kadang hilang sesuai pesanan dan keinginan. Inilah penilaian Ketua PC GP Ansor Way Kanan, Lampung, Gatot Arifianto, di Blambangan Umpu, Sabtu (24/11).

"Beberapa kali gerakan jihad mengatasnamakan agama yang ada melulu berorientasi politik. Sedikit-sedikit marah, merasa Islam dilecehkan, lalu demo," kata dia.

Kasus Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) terkait pernyataannya mengenai QS Al Maidah 51 kala itu, ujar Gatot, membuat orang-orang berduyun-duyun mendemo persoalan yang sudah ditangani secara hukum. 

"Jika ada ketersinggungan atas ucapan Ahok, seharusnya juga konsisten, lalu ada ketersinggungan, gerakan atas pengingkaran QS Ar Rum 41," kata dia.

Seperti dalam Qur'an Surah Madaniyah menjelaskan: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Ia melanjutkan, kematian seekor Paus Sperma di Wakatobi, Sulawesi Tenggara mengonsumsi 5,9 kilogram sampah gelas dan botol plastik, plastik keras, serpihan potongan kayu, sandal jepit, nilon dan tali rafia tentu saja berkait erat dengan perilaku membuang sampah sembarangan. 

"Sampah tersebut adalah sebagian kecil dari sampah yang dibuang kelaut dan mustahil dibuang oleh satu orang dalam satu hari," kata dia lagi.

Gatot menambahkan, GP Ansor sedikit banyak melakukan gerakan atas persoalan sampah di laut dalam beberapa tahun.

Berlangsung beberapa waktu lalu, katanya, dalam rangkaian Kirab Satu Negeri (KSN) 2018 yang mengintruksikan kader Ansor dan Banser untuk bersih-bersih sampah di pantai-pantai yang ada di Indonesia. 

Indonesia, tutur dia lagi, ialah negara penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia.

"Pencemaran besar-besaran ini seakan mengundang pertanyaan, memang yang dipelajari hanya ayat-ayat qital atau perang saja yang dikutip juru kampanye untuk politik?," katanya.

Semestinya tidak ada "pilih kasih" terhadap ayat-ayat suci. Semestinya pula galak dan lantang dalam jihad lingkungan hidup, agar tidak menjadi umat yang inkosisten. (Malikaisa/Muhammad Faizin)

Sumber : http://www.nu.or.id/post/read/99389/-jihad-atas-nama-agama-jangan-seperti-pasar-malam

Komentar

Postingan Populer